Pada Akhirnya, Aku Hidup
Orang bilang, insan sepertiku tidak akan pernah bisa bahagia. Aku akui, memang tidaklah mudah untuk kembali bangkit setelah melewati malam yang panjang, dingin, dan kesepian. “Berapa lama lagi aku bisa bertahan?” benakku berusaha menghantui. Bayang-bayang buruk akan hal yang telah terjadi juga selalu mengusik ketenangan kepalaku. Resah, pikiranku membunuhku.
Orang bilang, diriku ini tidaklah pantas dicintai. Lagi-lagi aku akui, aku mulai mempertanyakan hal ini kepada diriku. “Pantaskah aku dicintai?” batinku mulai kembali bertanya-tanya. Sekotor itukah aku sampai-sampai disaat ingin dicintai saja aku harus bertanya? Seburuk itukah aku hingga tidak ada yang sanggup mencintaiku? Tidak adakah satupun hal yang bisa dicinta dari diriku?
Lagi-lagi orang bilang, bahwa diriku pantas ditinggalkan. Untuk hal satu ini, aku kembali bertanya kepada hati kecilku, “Diriku, benarkah itu?”. Tidak ada jawaban, hanya getaran sesak yang kudapat. Menyakitkan, ya? Tidakkah yang satu ini keterlaluan? Pada titik ini aku bingung, semua orang takut padaku, atau justru mereka yang membuatku takut.
Orang-orang itu memanggilku Manusia Gila, lalu sebutan apakah yang pantas kusematkan untuk mereka?
Namun pada akhirnya, aku berhenti. Aku berhenti mendengar apa yang mereka katakan, aku berhenti mempertanyakan hati kecilku akan hal-hal yang menyakitkan. Aku berhenti, karena hanya dengan begitulah aku bisa hidup. Karena hanya dengan begitulah aku bisa merasa tenang. Bahkan Manusia Gila sekalipun juga pantas untuk hidup, bukan? Sekotor apapun mereka, mereka masih memiliki hak untuk dicintai.
Hanya saja, andai jika mereka tau, Manusia Gila ini juga berusaha. Manusia Gila ini juga ingin dipanggil penuh cinta dan tidak ingin ditinggalkan. Namun apalah, mereka tetaplah mereka dengan segala agungnya. Tetapi aku bukanlah aku yang dulu, aku bukanlah aku yang akan bertanya-tanya “Pantaskah aku?” untuk segala hal yang terjadi. Resah yang kurasa berubah menjadi lelah. Aku lelah mempertanyakan keberadaan diriku sendiri dalam hidup ini, aku juga lelah mendengarkan setiap kalimat buruk yang bahkan tidak pernah ingin aku dengar.
Terlalu banyak hal yang mereka katakan, sampai-sampai aku tidak lagi peduli jika memang aku tidak pantas bahagia atau jika memang aku tidak pantas dicintai. Dan jika tidak ada seorangpun yang akan melakukan itu untukku, bagiku sekarang itu bukanlah lagi masalah yang besar. Karena akulah satu-satunya orang yang akan melakukan itu untuk diriku. Aku akan memanggil diriku sendiri penuh cinta, karena memang sejak awal aku tidak pernah pantas untuk ditinggalkan.
Memang tidak mudah untuk mencintai diri ini, namun aku telah membuat janji kepada diriku sendiri bahwa, “Aku akan mereda kembali seperti semestinya”. Aku tidak lagi dihantui bayang-bayang akan hal yang telah terjadi, dan walaupun jika iya, sekarang itu tidak lagi membuatku takut.
Aku memang Manusia Gila.
Lalu hingga pada akhirnya,
Aku Hidup.